Produksi
fiberboard dan bahan komposit kayu
lainnya saat ini menggunakan perekat berbasis formaldehida dalam jumlah besar. Permasalahan utama perekat thermoset tersebut
adalah emisi formaldehyde yang bersifat karsinogenik. Saat ini terdapat minat
dalam penggunaan laccase untuk mendorong self-bonding
dalam produksi fiberboard. Tabel 1 di
bawah ini menunjukkan perkembangan fiberboard
tanpa penggunaan perekat berbasis formaldehida.
Tabel 1. Perkembangan Penting dalam pembuatan Fiberboard melalui Self-Bonding
fiber
Metode |
Keuntungan |
Kelemahan |
Reference |
Perlakuan Ferric sulfate sebelum proses pressing |
Tanpa perekat |
Tidak resisten air |
Linzell (1945) |
Hydrochloric acid +
ferrous sulfate dispray pada
serat kayu |
Kekuatan mekanik yang tinggi |
Korosif |
Stofko and Zavarin (1977) |
Kopolimerisasi lignin dengan
senyawa dengan massa molekuler rendah |
Enzim laccase |
Intensitas polimerisasi yang rendah |
Milstein et al. (1994) |
Perlakuan Laccase pada
fiber alami untuk mengaktivasi lignin pada fiber |
eco friendly |
Hidrofilik |
Felby et al. (1997) |
Laccase mediator (hydroxyl benzotriazole) untuk meningkatkan self bonding fiber |
Peningkatan kekuatan basah kertas |
Hidrofilik |
Wong et al. (2000) |
Lignin plasticizing dengan pemanasan suhu di atas glass transition temperature (Tg) |
eco friendly |
Memerlukan suhu tinggi |
Thielemans et al. (2002) |
Native lignin plasticizing dengan steam explosion |
Eco-friendly |
Hidrofilik |
Salvadó et al. (2003) |
Fiberboard disiapkan dengan lignin yang teraktivasi oleh laccase |
Eco-friendly |
Kekuatan yang rendah |
Felby et al. (2004) |
Binderless fiberboard dari rubber wood fiber yang diberi perlakuan laccase |
Eco-friendly |
Kekuatan yang rendah/ Hidrofilik |
Nasir et al. (2013a) |
Enzyme-hydrolysed lignin (EHL) untuk pembuatan MDF dengan
laccase |
Peningkatan kekuatan mekanik |
Hidrofilik |
Nasir et al. (2014b) |
Soy-EHL dengan perlakuan laccase yang ditambahkan pada fiberboard |
Peningkatan kekuatan mekanik |
Resistensi air yang rendah |
Nasir et al. (2014a) |
Penggunaan Laccase pada produksi fiberboard
Saat ini laccase dipertimbangkan sebagai enzim paling murah dan tersedia
secara luas untuk penggunaan komersial. Laccase digunakan secara komersial
sebagai agen delignifikasi pada produksi pulp. Beberapa penelitian akhir-akhir
ini mulai mengaplikasikan laccase pada komposit kayu untuk membuat papan alami.
Tabel 2 menunjukkan kronologi pengembangan aplikasi laccase pada fiberboard
dengan beragam metode.
Tabel 2. Kronologi pengembangan aplikasi
laccase pada fiberboard dengan beragam metode
Reference |
Novelty |
Aplikasi |
Yoshida (1883) |
Penemuan laccase |
Penemuan pertama kali
pada latex dari Japanese lacquer tree (Rhus vernicifera) |
Yamaguchi et al. (1992) |
Polimerisasi dehidrogenatif fenol |
Terjadi ikatan antar
serat kayu melalui polimerisasi |
Bao et al. (1993) |
Biosintesis pada tanaman |
Penemuan adanya
laccase pada tanaman dan perannya dalam biosintesis lignin |
Milstein et al. (1994) |
Polimerisasi Lignin |
Polimerisasi lignin
dikatalisis laccase dengan radical
coupling, alkyl–aryl cleavage,
atau oksidasi Ca |
Kharazipour et al. (1997) |
Aktivasi permukaan Fiber |
Fiber kayu teraktivasi
untuk produksi komposit kayu |
Bourbonnais et al. (1997) |
Laccase mediator |
Aktivitas Laccase
meningkat dengan adanya mediator dan berperilaku seperti enzim non spesifik |
Xu et al. (1998) |
Penggunaan pada pulp |
Analisis mekanisme
reaksi dan berbagai parameter reaksi enzim pada pulp |
Ikeda et al. (1998) |
Polimerisasi radikal |
Polimerisasi radikal
diinduksi laccase dari radikal fenoksi pada lignin dengan atau tanpa mediator |
Gianfreda et al. (1999) |
Penghitungan massa molekul |
Massa molekul rata-rata laccase sebesar
60 hingga 70 kDa. |
Setti et al. (1999)
and Lund and Ragauskas (2001) |
Coupling oksidatif pada molekul lignoselulosa |
Grafting 4- hydroxyphenylacetic acid (PAA) dan guaiacol sulfonate pada kraft
lignin |
Nyanhongo et al. (2002) |
Sifat laccase yang
tidak spesifik |
Laccase dapat bekerja
tidak hanya pada fenol tetapi juga pada polyphenols, anilines, aryl diamines,
methoxy substituted phenols, hydroxyindols, benzenethiols, dll. |
Felby et al. (2004)
and Felby et al. (2002) |
Binderless board |
Binderless board diproduksi dari fiber dengan perlakuan laccase |
Suurnäkki et al. (2010) |
Modifikasi permukaan fiber |
Sejumlah kecil enzim
cukup untuk aktivasi serat pulp dalam skala yang lebih besar |
Nasir et al. (2013a) |
Parameter perlakuan serat dan parameter
fabrikasi |
Papan binderless yang disiapkan dari
serat yang diolah dengan laccase dengan beragam parameter produksi |
Schubert et al. (2015) |
Perekat sintetis
dikombinasikan dengan laccase |
Optimasi serat yang
dimodifikasi Laccase dan perekat sintetis dapat mengurangi kebutuhan perekat
hingga 40% |
Modifikasi
komposit kayu dengan Laccase
Laccase diterapkan pada komposit kayu dengan dua tujuan: modifikasi fisik dan modifikasi kimiawi.
Modifikasi fisik dapat mencakup perubahan kristalinitas atau morfologi
permukaan serat. Perubahan tersebut dapat meningkatkan kekuatan mekanik dan
memfasilitasi self-bonding serat
dengan mechanical interlocking.
Modifikasi kimiawi meliputi aktivasi molekul lignin dari serat lignoselulosa
untuk menginduksi reaksi polimerisasi lignin.
Modifikasi permukaan
Enzim dapat digunakan untuk cross-linking/self-bonding serat kayu untuk membuat fiberboard tanpa perekat eksternal. Nasir dkk. (2013a) mengolah serat kayu pohon karet dengan laccase dan mengamati doposisi (pengendapan) lignin yang halus ke permukaan. Serat yang dimodifikasi secara enzimatis dapat meningkatkan kekuatan inter-bonding dalam banyak hal, seperti kehalusan/kekasaran permukaan atau perilaku adsorpsi/desorpsi, yang dapat menyebabkan interlocking mekanis antar serat. Interlocking mekanis adalah jenis gaya fisik di mana dua komponen interface berbeda disatukan. Mekanisme ini mirip dengan dovetail joints, di mana permukaan satu komponen disematkan ke komponen lainnya. Dalam proses hidrolisis laccase, seiring dengan pemecahan lignin, presipitasi dan adsorpsi lignin juga terjadi secara simultan. Permukaan yang teradsorbsi lignin dapat mengubah karakteristik penyerapan, stabilitas dimensi, dan adhesi antar molekul dari serat.
Modifikasi Kimiawi
Modifikasi kimiawi melibatkan reaksi kimia langsung dari komponen pada interface, baik reaksi radikal bebas, reaksi ionik, ikatan hidrogen, atau ikatan karbonil. Gambar di bawah ini menunjukkan reaksi self-bonding yang mungkin terjadi pada saat proses hot pressing.
Laccase adalah pendekatan yang baik untuk menghasilkan radikal fenoksi dari
lignin melalui reaksi redoks. Radikal bebas ini mengalami reaksi polimerisasi
dan membentuk jaringan polimer dengan coupling
(mirip dengan perekat termoset). Dalam studi terbaru, telah diketahui dengan
baik bahwa enzim laccase yang diperoleh dari jamur paling cocok untuk aktivasi
lignin asli dan mempercepat coupling
oksido-reduktase lignin. Pendekatan lain untuk meningkatkan self-bonding serat adalah dengan membawa
matriks kopolimer (lignin dan hemiselulosa) ke permukaan serat sehingga dapat
mengambil bagian dalam auto-adhesi serat saat serat dipress pada suhu tinggi. Laccase adalah enzim spesifik yang bekerja
pada lignin, tetapi laccase yang dilengkapi dengan mediator dapat bekerja pada
berbagai substrat (senyawa fenolik). Hal ini dapat mengoksidasi berbagai
senyawa organik yang ada di dinding sel tumbuhan, seperti lignin, orto- dan
para-difenol, aminofenol, polifenol, aril diamina, poliamina, dan beberapa ion
anorganik. Kopolimer dinding sel ini menunjukkan sifat amfifilik dan berfungsi
sebagai permukaan yang menyerap dan amfifil yang dapat diserap. Terbukti bahwa
komposit lignoselulosa dapat berhasil dibentuk jika permukaan kayu dilapisi
dengan matriks sel termoplastik seperti lignin atau hemiselulosa.
Penggunaan
lignosulfonat dioksidasi oleh peroksidase atau laccase sebagai pengikat untuk
produksi papan partikel berhasil menghasilkan papan partikel yang melampaui
persyaratan transverse tensile strength
(DIN 52365 test) sebesar 0,35 MPa yang ditentukan oleh standar Eropa EN 312-4.
Sayangnya, papan partikel tersebut membengkak di air karena adanya gugus
sulfonat, sehingga hanya cocok untuk penggunaan indoor. Penggunaan lignin yang
dibusukkan brown-rot fungi sebagai
pengganti lignosulfonat lebih menguntungkan yang mengarah pada substitusi 35%
dari fenol dan papan dengan kekuatan yang sebanding dengan papan yang
direkatkan dengan resin PF konvensional, sedangkan inkorporasi metilen difenil
diisosianat mengurangi pembengkakan dan menggandakan tensile strength.
Membuat Permukaan Reaktif yang Stabil pada Polimer
Polimerisasi lignin dimulai dengan oksidasi gugus hidroksil
fenil-propana. Prekursor lignin mengalami dimerisasi melalui dehidrogenasi
enzimatik, yang diinisiasi oleh transfer elektron dan menghasilkan radikal
fenoksi yang distabilkan oleh resonansi. Dalam struktur resonansi, radikal
mengubah posisi untuk menstabilkan senyawa fenolik yang teroksidasi, tetapi
radikal membentuk berbagai ikatan dengan radikal lain di salah satu posisi
elektron yang tidak berpasangan. Monolignol tersebut, yang memiliki radikal
bebas, dapat mengalami reaksi coupling
radikal dan menghasilkan sejumlah dimer, yang disebut dilignol. Jenis ikatan
β-O-4 dan β-5 menghasilkan struktur polimer linier. Namun, polimer bercabang
dapat terbentuk ketika senyawa nukleofilik, seperti alkohol, gugus hidroksil
fenolik, atau air, menyerang karbon benzil dari zat antara kuinon metida.
Oksidasi dan aktivasi permukaan kayu dapat dilakukan menggunakan oksidoreduktase. Namun begitu terbentuk, radikal-radikal ini biasanya distabilkan melalui resonansi, dan oleh karena itu reaktivitas molekul teroksidasi bergantung pada posisi radikal. Jika radikal dilindungi oleh molekul substituen seperti gugus metoksil, radikal menjadi kurang dapat diakses untuk coupling. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa hingga 90% radikal yang terbentuk pada permukaan kayu dipadamkan dalam beberapa jam dalam pulp termomekanis yang dibleaching dengan laccase. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka digunakan molekul reaktif stabil yang bertindak sebagai gugus anchor yang dapat digunakan untuk coupling lebih lanjut dari molekul fungsional. Fungsionalisasi katalisasi laccase pada partikel kayu spruce dengan 4-hidroksi-3-metoksibenzilurea secara signifikan meningkatkan kekuatan ikatan internal papan serat dalam langkah-langkah pemrosesan selanjutnya. Kudanga dkk. juga melakukan grafting berbagai amina aromatik reaktif ke lignin yang menghasilkan peningkatan coupling molekul antijamur ke permukaan reaktif. Mekanisme untuk pengikatan kovalen amina aromatik menunjukkan bahwa tyramine terikat ke syringylglycerol-guaiacylether melalui ikatan 4-O-5, meninggalkan gugus -NH2 bebas untuk pengikatan lebih lanjut ke molekul fungsional. Produk coupling yang diperoleh dengan syringylglycerol-guaiacylether menunjukkan bahwa kehadiran gugus metoksil memblokir posisi ke-5, mendorong pengikatan pada posisi ke-4.
Berbeda dengan mekanisme pengikatan pada syringylglycerol-guaiacylether, terlepas dari struktur kimianya, semua amina fenolik lebih condong untuk dicoupling ke dibenzodioksosin melalui posisi 5 menghasilkan coupling C-C (5–5). Namun, dalam kedua kasus, gugus NH2 terlepas untuk reaksi grafting lebih lanjut.
Manufacturing
MDF (medium-density fibreboard)
Kemampuan
peroksidase dan laccase untuk meningkatkan auto-adhesi lignin pada MDF diteliti
secara luas. Penggunaan HRP dan laccase brown-rot
fungi menghasilkan laminasi dengan kekuatan shear yang relatif baik, meskipun lebih rendah daripada yang
diperoleh dengan perekat konvensional, namun materialnya membengkak di air.
Dalam studi lain, konsumsi energi berkurang hingga 40% saat serpihan kayu
diberi perlakuan awal dengan Trametes
hirsuta dan Gloeophyllum trabeum,
serta Coniophora puteana dan Fomitopsis pinicola. Menariknya,
serpihan kayu yang telah dipretreat dengan
enzim dapat melekat tanpa menambahkan perekat apa pun. Körner dkk. juga
menunjukkan bahwa serat yang diperoleh dari serpihan kayu yang difermentasi
menghasilkan MDF dengan kekuatan lentur 3,5 kali lebih tinggi dan modulus
elastisitas 3 kali lebih tinggi daripada papan yang ditekan dari serat yang
tidak diberi pretreatment. Dalam studi paralel lainnya, improving rekayasa reaksi menghasilkan MDF dengan peningkatan
kekuatan ikatan internal dan mengurangi pembengkakan dalam air. Baik laccase
dan peroksidase menghasilkan papan MDF yang memenuhi standar Eropa CIN DIN
622-5. Penggunaan seluruh kultur fermentasi terbukti menghasilkan MDF dengan
kekuatan dua kali lipat dibandingkan dengan yang diperoleh oleh laccase T. versicolor yang dimurnikan,
menunjukkan bahwa molekul fenolik di seluruh kultur membantu dalam ikatan
silang. Baru-baru ini, Widsten et al. menggunakan laccase dan penambahan wax ke
formulasi asam tanat-laccase dapat meningkatkan stabilitas dimensi papan serat.
Improving
sifat kertas
Aplikasi
laccase dan peroksidase dalam industri pulp dan kertas telah dipelajari secara
intensif untuk biopulping, biobleaching, dan proses penghilangan tinta pada air
dan pengolahan limbah. Namun, penelitian terbaru telah bergeser ke arah
fungsionalisasi pulp untuk menghasilkan produk kertas baru. Grafting senyawa fungsional dengan
bantuan enzim ke pulp memberikan peluang baru untuk mengubah sifat fisikokimia
dari produk kertas yang dihasilkan. Tren baru-baru ini adalah pengembangan
bahan kemasan fungsional dengan sifat antimikroba yang bertujuan mengurangi
kebutuhan untuk memasukkan agen antimikroba ke dalam makanan. Aplikasi utama laccase
dan peroksidase dalam meningkatkan sifat kertas dirangkum dalam Tabel di bawah
ini.
Molekul
Fungsional |
Produk |
Vanillic acid, catechol, mimosa
tannin dan tannic acid onto TMP |
Kertas dengan peningkatan tensile strength dan water resistance |
Kraft lignin + spruce sulfite
pulp |
Pandsheets dengan tear dan wet strength lebih tinggi |
Beech TMP fibres + ferulic
acidarabinoxylan dimer |
Kertas dengan peningkatan wet strength dan penurunan bulk thickness |
Acrylamide + lignin |
Partikulat seperti Fibril |
Unbleached high-yield pulp |
Peningkatan wet strength dari kraft paper yang
didapatkan dari unbleached high-yield
pulp |
Lignin-rich extractives +
high-yield kraft pulp |
Peningkatan wet strength |
Low Mw phenolics + high-kappa
pulps |
Peningkatan kekuatan kertas
yang terbuat dari high-kappa pulps |
Cationic dye phenol celestine
blue onto kraft paper |
Peningkatan kekuatan kertas
kraft high-kappa |
Antimicrobial phenols onto
unbleached kraft liner fibres |
Kertas Handsheet efektif
menghambat bakteri gram-positive dan gram-negative |
Low-molecular-weight ultra-filtered
lignin fraction + kraft pulp |
Kraft liner pulp |
Amino acids onto high-lignin
content pulps to |
Peningkatan sifat fisik produk
kertas |
Methyl syringate + unbleached
kraft pulp |
Peningkatan Wet tensile strength |
Meningkatkan Tampilan Estetika Polimer Lignoselulosa
Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa warna indah
yang diperoleh dari oksidasi laccase senyawa fenolik tak berwarna.
Warna yang indah
setelah oksidasi laccase/peroxidase berbagai monomer lignin
(2,6-dimethoxyphenol, syringaldazine, sinapic acid, cafeic acid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar